Pages

Labels

28 Des 2010

Orang Mukmin itu Seperti Lebah

بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh..
Rasulullah saw. bersabda, “Perumpamaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya) .” (Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)
Lebah itu…
1) Hinggap di tempat yang bersih dan menghirup apa hanya yang bersih sahaja.
Lebah hanya hinggap di tempat-tempat terpilih saja. Lebah sangat jauh berbdaa dengan lalat. Lalat sangat mudah ditemui di tempat sampah, kotoran, dan tempat-tempat yang berbau busuk. Tapi lebah, ia hanya akan mendatangi bunga-bunga atau buah-buahan atau tempat-tempat bersih yang mengandungi bahan madu atau nektar.
Begitulah pula sifat seorang mukmin. Allah swt. berfirman:
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 168)
2) Mengeluarkan yang bersih
Siapa yang tidak tahu madu lebah. Semuanya tahu bahwa madu mempunyai khasiat yang banyak untuk kesihatan manusia. Tapi dari organ tubuh manakah keluarnya madu itu.?? Itulah salah satu keistimewaan lebah. Lebah sangat kaya dengan kebaikan,sedangkan dari organ tubuh pada binatang lain, mereka hanya mengeluarkan sesuatu yang menjijikan.
Begitu juga seorang mukmin, kita haruslah menjadi manusia yang produktif dengan kebaikan.
“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan perbuatlah kebajikan (khair), supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77)
3) Tidak pernah merusakkan
Seperti yang disebutkan dalam hadits yang sedang kita bahas ini, lebah tidak pernah merusak atau mematahkan ranting yang dia hinggapi. Begitulah seorang mukmin. Dia tidak pernah melakukan kerosakan dalam apa-apa hal sekalipun: baik secara fizikal maupun tidak.. Bahkan dia melakukan pembaikan akidah, akhlak, dan ibadah dengan cara berdakwah. Mengubah kezaliman apa pun bentuknya dengan cara berusaha menghentikan kezaliman itu.

4) Bekerja keras
Lebah adalah pekerja yang bekerja keras. Ketika muncul pertama kali dari biliknya (saat “menetas”), lebah pekerja membersihkan bilik sarangnya untuk telur baru dan setelah berumur tiga hari ia memberi makan larva, dengan membawakan serbuk sari madu. Dan begitulah, hari-harinya penuh semangat berkarya dan beramal. Bukankah Allah pun memerintahkan umat mukmin untuk bekerja keras?
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Alam Nasyrah: 7)
5) Bekerja secara jama’i dan tunduk pada satu pimpinan
Lebah selalu hidup dalam koloni besar, tidak pernah menyendiri. Mereka pun bekerja secara kolektif, dan masing-masing mempunyai tugas sendiri-sendiri. Ketika mereka mendapatkan sumber sari madu, mereka akan memanggil teman-temannya untuk menghisapnya. Demikian pula ketika ada bahaya, seekor lebah akan mengeluarkan feromon (suatu zat kimia yang dikeluarkan oleh binatang tertentu untuk memberi isyarat tertentu) untuk mengudang teman-temannya agar membantu dirinya. Itulah seharusnya sikap orang-orang beriman.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (Ash-Shaff: 4)
6) Tidak pernah melukai kecuali kalau diganggu
Lebah tidak pernah memulakan serangan. Ia akan menyerang hanya manakala apabila terasa diganggu atau terancam. Dan untuk mempertahankan “kehormatan” umat lebah itu, mereka rela mati dengan melepas sengatnya di tubuh pihak yang diserang. Sikap seorang mukmin: musuh tidak dicari. Tapi jika ada, tidak lari.
Itulah beberapa karakter lebah yang patut ditiru oleh orang-orang beriman. Bukanlah sia-sia Allah menyebut-nyebut dan mengabadikan binatang kecil itu dalam Al-Quran sebagai salah satu nama surah: An-Nahl. Subhanallah..
Wallahu a’lam bishshawab..
~;( Lebah itu tidak memakan makanan kecuali yang baik, lebah tidak mengeluarkan kecuali yag baik, lebah tidak akan mengganggu kecuali diganggu, kalaupun lebah itu menyengat dengan sengatan nya, sengatannya adalah obat, dan lebah memiliki rasa saling tolong menolong yang tinggi ):~
.
Wassalamualaykum warohmatullah..

Jika ALLAH bertanya..”.. أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ “..??

Assalamu'alaykum..


Salah satu yang sangat membekas adalah saat disajikan pada surat ~:(Al-A’raf :172):~

Bismillahirrohmaanirrohiim..
~;(Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam darisulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (serayaberfirman):Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi“. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di harikiamat kamu tidak mengata- kan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” ):~

didalam ayat tersebut terdapat sebuah pertanyaan yang membuat hatiku menjadi bergetar. Pertanyaan itu adalah, ”Bukankah AKU adalah Tuhanmu?” seketika itu mataku langsung berkaca-kaca, tak sanggup untuk menahan air mata.

Ya. Aku cermati betul-betul pertanyaan itu. Bukankah AKU adalah Tuhanmu?? Pertanyaan itu membuat aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Jika lebih dipahami lagi, maka pertanyaan (atau mungkin aku juga menyebutnya dengan sebuah penegasan dari Allah SWT) itu adalah jawaban dari segala pertanyaan.
Di saat segala kesulitan menghimpit. Di saat semua jalan telah ditempuh, namun masalah kita belum juga selesai. Hati ini akan sungguh-sungguh merasa tenang saat Allah memberikan ’pertanyaan’ itu kepada kita.. ”Wahai hambaKu… bukankah AkU adalah Tuhanmu? Mengapa Kau harus bersedih? Mintalah padaKu… Apa? Apa yang engkau inginkan? Ayo…Kemarilah mendekat.. Berdoalah kepadaKu… Aku tak akan bosan mendengar doa-doamu… Kemarilah padaKu, sebutkan segala permintaanmu… Bukankah Aku adalah Tuhanmu?”

Sungguh, hati ini akan terasa sangat tenang karenanya. Pertanyaan yang selalu membuat hati ini gerimis. Saat hati tersadar,bahwa kita sedang menduakan cintaNYA dengan yang lain, kembali pertanyaan itu hadir. ”Apa yang sebenarnya kau cari darinya..? Apa yang kau cari dari mereka..? Mengapa kau lebih mencintai mereka dibanding dengan diriKu..? Ingatkah engkau, mereka hanyalah makhluk-makhlukKu.. Sama sepertimu. Yang tiada kesempurnaannya. Lupakah engkau kepadaKu..? Bukankah AKU adalah Tuhanmu..? Aku dengan segala kesempurnaanKU. Yang mencintaimu tanpa batas, setiap waktu, setiap detik, tak pernah sekalipun Kutinggalkan dirimu. Yang mencintaimu tanpa syarat. Yang tak akan pergi darimu meskipun seluruh makhluk di bumi ini pergi jauh darimu. Lupakah engkau wahai hambaKu..? Aku yang selalu mencintaimu dengan segala kesempurnaanKu. Bukankah Aku adalah Tuhanmu..?”

Saat hati merasa kecewa. Saat segala yang terjadi tak seperti yang diharapkan. Pelan-pelan pertanyaan itu mucul di dalam hati.. ”Sebenarnya apa yang kau tahu tentang semua itu..? Mengapa kau berpikir bahwa itu adalah yang terbaik bagimu? Wahai hambaKu, tahukah Engkau, Aku Maha Tahu tentang segalanya. Aku tahu apa yang terbaik untukmu. Apakah kau lupa, bahwa selama ini Aku selalu memberikanmu yang terbaik..? Dan sampai kapan pun Aku akan selalu memberikan yang terbaik untukmu. Lalu mengapa sekarang kau harus sedih saat tak mendapatkan apa yang kau inginkan. Tak percayakah engkau kepadaKu..? Aku penciptaMu. Aku yang memilikimu. Aku yang mencintaimu. Aku yang melindungimu. Aku yang tahu segala hal tentangmu. Dan Aku tahu yang terbaik untukmu. Bukankah Aku adalah Tuhanmu..?”

Di saat berbagai masalah datang dan diri ini merasa tidak mampu untuk menghadapinya. Pertanyaan itu kembali hadir. ”Kau tahu, Aku selalu ada di sampingmu. Tenanglah.. Aku akan selalu ada disisimu. Percayalah, tak akan pernah Ku biarkan kau sendirian menghadapi semua ini. Jangan takut, karena Aku tahu penyelesaian dari semua ini. Jangan pernah risau, karena Aku selalu menemanimu. Wahai hambaKu.. Tenanglah.. Aku akan selalu bersamamu.. Bukankah Aku adalah Tuhanmu..?” 

Ya.. Sebuah pertanyaan itu. Yang membuat mulut terdiam. Hati menjadi sangat tenang dan membuat air mata mengalir..

”Bukankah Aku adalah Tuhanmu?”

..Al-i’tiraf.. ~;( Doa abu Nawas ):~
Ya Tuhan ku.. tdk layak aku masuk ke dlam surga-Mu.. Tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu.. Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku.. Sesungguhx Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa..
Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai.. maka anugrahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan.. Dan umur hamba berkurang setiap hari..
sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku..Ya Tuhan ku.. hamba-Mu penuh maksyiat..datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan..Jika Engkau ampuni memang Engkau adalh pemilik ampunn.. Tetapi jika Engkau tolak maka kpada siapa lgi aku brharap..??

*—-*—-*—-*—-*—-*—-*—-*—-*—-*—-*—- *—-*—-*—-*—-*—-*—-*

“Sekedar menyampaikan apa yg Ich dapat..”
syukron.. ~;( Salam Ich ):~
Wassalamu’alaykum warohmatullahi wabarokatuh..